RAJA MANUMPAK's BLOG

Minggu, 27 Desember 2009

Orang Pintar Belum Tentu Sukses

Orang Pintar belum tentu sukses, dikarenakan :

1–Kurangnya Ketrampilan Sosial.
2–Tidak Cocok.
3–Tidak Adanya Komitmen.
4–Fokus yang Terlalu Tersebar.
5–Rintangan Tersembunyi
6–Kemalangan.

Untuk menjadi Orang Yang Sukses Bukan berarti dia Ahli Dibidangnya Masing-masing, Tetapi Orang Sukses Itu :

1. Mereka yang tidak ahli dalam bidang tertentu, tetapi bisa sukses karena meraka selalu fokus memajukan bisnisnya, bukan pada masalah teknis bekerjanya.

2. Mereka yang tidak ahli dalam pekerjaan tertentu selalu mengembangkan dirinya bekerja sebagai pemimpin. yang selalu ia pelajari adalah bagaimana bisa meminpin satu orang, hingaa ribuan orang.

3. Terkait dengan sikap kepimpinannya, mereka sangat pandai mendelegasikan pekerjaan. Setiap kali mengerkan sesuatu, yang mereka pikirkan adalah bagaimana supaya secepatnya bisa didelegasikan ke orang lain.

4. Mereka pintar bekerja sama dengan banyak orang, adaorang yang bisa bekerja sama dengan orang - orang tertentu saja, tetapi mereka yang sukses berbisnis sangat cepat memutuskan untuk bekerja sama atau tidak bekerja sama dengan orang lain.


5. Mereka pintar bekerja sama dengan banyak orang, adaorang yang bisa bekerja sama dengan orang - orang tertentu saja, tetapi mereka yang sukses berbisnis sangat cepat memutuskan untuk bekerja sama atau tidak bekerja sama dengan orang lain.

6. Mereka pandai mengelola waktu. Orang-Orang sukses bisa kelihatan sebagai orang malas, tidak mau diatur, tetapi sekaligus sangat pintar memanfaatkan waktu hidupnya. Mereka sangat efektif dalam berbicara, menulis, dan berbagai kegiatan lainnya.

7. Mereka selalu mengembangkan relasi (relationship). Bahwa kunci sukses mereka dalam menjalankan bisnis adalah membangun relasi dengan banyak pihak. Mereka adalah orang yang tidak suka berlama-lama duduk di kantor. Kegiatan utama mereka adalah berhubungan dengan banyak orang yang potensial untuk bekerja sama.


Hal itu membuat saya berfikir bahwa pintar saja tidak cukup, harus ditopang dengan keberanian untuk bermimpi dan berusaha lebih keras dari orang lain. Dan satu pelajaran lagi yang saya dapat bahwa kadangkala berfikir realistis hanya akan membuat kita takut pada keberanian untuk bermimpi dan akhirnya akan berimbas pada matinya kreatifitas.


Jadi kesimpulannya bahwa untuk sukses Janganlah jadi orang pintar dan tidak perlu ahli dalam teknik tertentu, tetapi yang lebih peting adalah mampu mengelola bisnisnya.


referensi :

Belajar Jaringan Komputer Sederhana

Pengertian dari LAN

LAN
Local area network adalah hubungan satu komputer dengan komputer lain dalam suatu ruang atau gedung tertentu. Dengan Local area network maka kita dapat berbagipakai sumber daya komputer antara seorang user dengan user lain. Selain itu dapat juga untuk sharing (berbagi pakai) dokumen pekerjaan dengan user lain. Kita dapat membuka file atau dokumen tanpa harus duduk didepan komputer dimana dokumen tersebut disimpan. Pendek kata dengan adanya local area network maka akan mempercepat proses pertukaran dokumen dan menaikkan kinerja suatu perusahaan.
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:
• Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
• Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
• Akses informasi: contohnya web browsing
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
Klasifikasi Berdasarkan skala :
• Local Area Network (LAN)
• Metropolitant Area Network (MAN)
• Wide Area Network (WAN)
Berdasarkan fungsi : Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai client dan juga server. Tetapi ada jaringan yang memiliki komputer yang khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain sebagai client. Ada juga yang tidak memiliki komputer yang khusus berfungsi sebagai server saja. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer:

• Client-server
Yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus sebagai server. Sebuah service/layanan bisa diberikan oleh sebuah komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain seperti www.detik.com yang dilayani oleh banyak komputer web server. Atau bisa juga banyak service/layanan yang diberikan oleh satu komputer. Contohnya adalah server jtk.polban.ac.id yang merupakan satu komputer dengan multi service yaitu mail server, web server, file server, database server dan lainnya.
• Peer-to-peer
Yaitu jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan. Contohnya dalam file sharing antar komputer di Jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A,B,C,D dan E) yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya. Pada satu saat A mengakses file share dari B bernama data_nilai.xls dan juga memberi akses file soal_uas.doc kepada C. Saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A memberi akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer to peer.

Hardware Yang dibutuhkan :

- 2 Perangkat PC tentunya.
- Lan Card / Ethernet Card


- kabel data UTP (Unshielded twisted pair)

- konektor RJ-45, (disini Kabel data UTP sudah terpasang dengan Rj-45 ya teman2, bisa beli di toko-toko komputer dah lengkap sama RJ-45nya)



Gambar Kabel Data UTP yang sudah dipasangi RJ-45


Setelah sudah terkumpul coba di pasang ke Lan Card, seperti gambar dibawah ini :



Ingat Kita Hanya mengerjakan Jaringan Sederhana dengan menggunakan 2 PC saja, Oke!!!!!!!!!!!


Setelah pemasangan kedua lalu kita setting IPnya seperti ini

Konfigurasi Alamat IP (Internet Protocol / TCP IP )
Agar dapat saling berkomunikasi , masing – masing komputer harus diberi alamat IP

• Masuk ke Network Connection (Start-->Control Panel -->Network Connection )
• Pilih/dobel klik Local Area Connection
• Dobel klik pada Internet Protocol (TCP / IP)
• Klik Use The following IP address, kemudian isi IP address dan subnet Mask
Misal,
komputer1 IP Address : 192.168.0.1
komputer2 IP Address : 192.168.0.2

Subnet Mask harus sama : 255.255.255.0

ini IP misalnya ya teman2...

Untuk mengetahui berhasil tidaknya koneksi lakukan perintah ping dari komputer satu ke komputer lainnya
Misal dari komputer1 ke komputer2 :
• Di Komputer1 : Klik Start -->Klik Run-->ketik CMD --> klik OK, maka akan tampil Command Prompt
• Ketik ping 192.168.0.2 tekan enter
harus ada Reply dari komputer2
•Lakukan perintah yang sama untuk mengetahui koneksi ke komputer yang lainnya.

Oke Teman-teman hanya segitu saja yang saya kasih ya infonya, kalau ad pertanyaan ya komen aj dibawah ini oke, key!!!!!!



referensi :
http://ilmukomputer.org/2009/05/30/belajar-jaringan-komputer/

http://komputertipstrik.blogspot.com/2009/11/membuat-jaringan-komputer-lan-sederhana.html

Sabtu, 21 November 2009

Memanfaatkan Website untuk Kemajuan Dunia Sastra

Tugas : Bahasa Indonesia 1 (Artikel Ke-3)

Nama : Raja Manumpak (17108403)

Kelas : 5 KA 17

Kini internet telah digunakan dan dinikmati oleh orang di berbagai penjuru tanah air Indonesia untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Berbagai kepentingan tersebut dapat kita kelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni kepentingan untuk hal-hal positif dan kepentingan untuk hal-hal negatif. Kita sebaiknya menggunakan internet untuk hal-hal yang positif dan bukannya untuk hal-hal negatif.

Beragam fasilitas tersedia di internet, yakni mulai dari fasilitas E-mail untuk dapat saling mengirimkan pesan dari seseorang kepada orang lain hingga fasilitas membuat website untuk memublikasikan berbagai hal kepada orang lain. Semuanya itu memungkinkan kita untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat dunia secara mudah. Dewasa ini di Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan sudah banyak orang yang membuat website, baik website untuk dunia kerja maupun website pribadi yang dikenal dengan sebutan blog.

Blog atau website pribadi saat ini sudah sangat banyak dibuat dan dimanfaatkan oleh orang di Indonesia. Bahkan dengan banyaknya blog tersebut, di Indonesia terdapat banyak pula komunitas blogger, salah satunya adalah Komunitas Blogger Kalimantan Selatan. Keberadaan Komunitas Blogger Kalimantan Selatan yang bernama Kayuh-Baimbai menjadi sebuah indikator bahwa di Kalimantan Selatan terdapat banyak blog pribadi dengan berbagai isi. Hal ini dapat kita maklumi karena blog memungkinkan kita untuk memublikasikan berbagai bentuk yang ingin kita publikasikan di depan khalayak ramai. Bentuk-bentuk itu seperti artikel, esai, puisi, cerpen, teori sastra, foto dan juga video. Dengan adanya blog, kita dengan mudah mengekspresikan hal-hal yang menjadi ungkapan jiwa kita kepada masyarakat dunia. Dalam hal ini sebaiknnya kita memanfaatkan blog untuk memublikasikan hal-hal yang positif seperti memublikasikan artikel dan esai.

Dalam kaitannya dengan dunia sastra di Kalimantan Selatan dan blog, kita dapat memublikasikan segala hal-hal yang berkaitan dengan sastra di Kalimantan Selatan, yakni teori sastra, cipta sastra hingga kritik sastra. Pemublikasian seperti itu akan dapat memajukan dunia sastra di Kalimantan Selatan. Mengapa demikian? Karena dengan pemublikasian tersebut, masyarakat Kalsel akan mendapatkan pengetahuan sastra sehingga memungkinkan mereka dapat memiliki, membuat, dan menilai sastra di Kalimantan Selatan. Selain itu dengan pemublikasian tersebut, orang-orang dari luar Kalimantan Selatan akan mengetahui keberadaan dan mutu sastra di provinsi ini.

Di Kalimantan Selatan saat ini sudah ada beberapa blog yang memublikasikan dunia sastra Kalsel. Kita dapat mengunjungi blog-¬blog tersebut di internet untuk mendapatkan pengetahuan sastra guna kemajuan dunia sastra di Kalimantan Selatan. Alamat-alamat blog yang memubliksikan dunia sastra itu antara lain www.penyairkalsel.blogspot.com, http://www.artikelkesastraan.blogspot.com/, Blog-blog tersebut telah menjadi media untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan kesastraan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Untuk lebih memajukan dunia sastra di Kalimantan Selatan, sebenarnya perlu adanya sebuah website Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan di bidang kesastraan sebagai sumber informasi sastra Kalsel dan sebagai forum sastra di provinsi ini. Pengadaan website oleh pemerintah tersebut sekaligus sebagai bentuk nyata kepedulian Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terhadap dunia sastra di provinsi ini. Dengan adanya website ini masyarakat Kalsel akan lebih mengetahui perkembangan dunia sastra Kalimantan Selatan dari waktu ke waktu. Hal ini sangat bagus guna memajukan dunia sastra yang ada di provinsi ini. Kita tentu ingin bukan sastra Kalimantan Selatan semakin maju dalam perkembangannya?

Dalam hubungannnya sebagai forum sastra, dengan website ini, kita dapat bertanya, mengutarakan masalah sastra yang ada di Kalsel, saling menyampaikan pengetahuan sastra, dan hal-hal lainnya berkenaan dengan kondisi dunia sastra di Kalimantan Selatan. Sangat menarik bukan? Dalam hal ini, para pelajar, mahasiswa, guru, dosen, peneliti, dan masyarakat luas lainnya dapat bertukar pikiran seputar dunia sastra di provinsi ini. Dengan demikian, dunia sastra Kalsel akan lebih maju.

Berdasarkan manfaat yang dapat kita peroleh dari adanya website pemerintah tersebut di atas, menurut saya sangat perlu adanya pengadaan website ini. Sudah saatnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memberikan kepedulian yang lebih terhadap sastra yang ada di wilayah kerja mereka, yakni Kalimantan Selatan. Mengakhiri tulisan saya yang sangat sederhana ini, marilah kita pedulikan sastra yang ada di provinsi kita tercinta ini guna kemajuannya dari waktu ke waktu!

Referensi :
http://www.pdf-search-engine.com/artikel-tentang-kebudayaan-di-indonesia-pdf.html

Mungkinkah Pariwisata Budaya Indonesia Maju?

Tugas : Bahasa Indonesia 1 (Artikel ke-2)

Nama : Raja Manumpak (17108403)

Kelas : 5 KA 17

Mengapa orang dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan sebagainya datang berduyun-duyun ke pantai Kuta dan pantai Sanur di Bali? Bukankah di negara mereka sendiri terdapat banyak pantai yang mungkin saja pemandangan alamnya lebih indah daripada pemandangan pantai Kuta dan Sanur di Bali tersebut? Bila kita kaji lebih dalam, ternyata yang menjadi tujuan mereka, para turis asing tersebut adalah ingin melihat Kebudayaan Bali yang terkenal eksotik dan unik, yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat mereka. Bila Bali tidak menawarkan kebudayaan masyarakatnya tersebut, mungkin tidak akan ada daya tarik para wisatawan untuk mengunjunginya.

Hal itulah sebenarnya merupakan gambaran konkret dari konsep pariwisata budaya yang istilahnya sering disebut-sebut oleh para pengambil kebijakan (pemerintah) dan para akademisi, namun seringkali sulit untuk dijelaskan dalam definisi konseptual yang operasional, terutama dalam menyepakati konsep kebudayaan itu sendiri.

Dalam khazanah antropologi Indonesia, kebudayaan dalam perspektif klasik pernah didefinisikan oleh Koentjaraningrat sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia yang diperoleh dengan cara belajar. Dalam pengertian tersebut, kebudayaan mencakup segala hal yang merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dan karya manusia, termasuk di dalamnya benda-benda hasil kreativitas/ciptaan manusia. Namun dalam perspektif antropologi yang lebih kontemporer, kebudayaan didefinisikan sebagai suatu sistem simbol dan makna dalam sebuah masyarakat manusia yang di dalamnya terdapat norma-norma dan nilai-nilai tentang hubungan sosial dan perilaku yang menjadi identitas dari masyarakat bersangkutan.

Dengan demikian, pariwisata budaya merupakan jenis pariwisata yang berdasarkan pada mosaik tempat, tradisi, kesenian, upacara-upacara, dan pengalaman yang memotret suatu bangsa/suku bangsa dengan masyarakatnya, yang merefleksikan keanekaragaman (diversity) dan identitas (character) dari masyarakat atau bangsa bersangkutan. Garrison Keillor, pada tahun 1995 dalam pidatonya pada White House Conference on Travel & Tourism di Amerika Serikat, telah mendefinisikan pariwisata budaya di Amerika secara baik dengan mengatakan, "We need to think about cultural tourism because really there is no other kind of tourism. It's what tourism is...People don't come to America for our airports, people don't come to America for our hotels, or the recreation facilities....They come for our culture: high culture, low culture, middle culture, right, left, real or imagined -- they come here to see America."

Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang melimpah. Bangsa kita merupakan bangsa yang serba multi, baik itu multi-insuler, multibudaya, multibahasa, maupun multiagama. Kesemuanya itu bila dikelola dengan baik dapat dijadikan sebagai potensi untuk memakmurkan rakyat dan memajukan bangsa kita.

Sayangnya, dalam wacana pariwisata budaya di tingkat nasional, yang seringkali dijadikan rujukan dan contoh adalah pariwisata di Bali. Seolah-olah hanya daerah Bali yang hanya bisa dimajukan pariwisata budayanya untuk menarik kunjungan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Tidak salah memang bila kita membanggakan keberhasilan Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia yang telah menghasilkan sumbangan devisa terhadap negara dalam jumlah besar. Namun bila kita terjebak hanya mengandalkan satu daerah Bali saja, maka kemajuan pariwisata Indonesia akan mengalami ketergantungan yang sangat tinggi terhadap daerah tersebut. Hal ini terbukti, ketika di Bali terjadi tragedi bom yang diledakkan oleh kaum teroris, maka penerimaan devisa negara kita di bidang pariwisata menjadi anjlok.

Kemajuan pariwisata budaya di Bali sangat ironis dengan kondisi pariwisata budaya di daerah-daerah Indonesia lainnya. Di Subang, Jawa Barat misalnya, sepuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari jaipong, sisingaan, dan menjadi dalang wayang golek. Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini. Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
Pariwisata Budaya

Ada banyak cara sebenarnya untuk memajukan pariwisata negara kita. Memang untuk memajukan pariwisata budaya bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat kita. Namun tentunya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, serta Dinas Pariwisata di seluruh daerah di Indonesia, sebagai instansi pemerintah yang bertugas memajukan kebudayaan dan pariwisata Indonesia, memiliki tanggung jawab yang lebih besar. Pertama, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sesuai dengan fungsinya yang hanya sebagai perumus kebijakan, harus berani dan tegas menentukan konsep, visi, dan misi pariwisata budaya Indonesia. Keberanian untuk menyepakati konsep pariwisata dan budaya juga harus dilakukan karena dalam dunia akademik tidak akan pernah disepakati kedua konsep tersebut yang disebabkan oleh selalu adanya dialektika antara temuan dan pemikiran cendekiawan satu dengan yang lainnya.

Kedua, sesuai dengan semangat otonomi daerah yang menyerahkan tugas pengembangan kebudayaan dan pariwisata kepada Dinas Pariwisata di masing-masing daerah, maka Dinas Pariwisata harus benar-benar menangkap pelimpahan tugas dan wewenang itu sebagai peluang untuk memajukan masyarakat di daerahnya. Sebagai contoh, dengan kekayaan budaya yang kita miliki, maka di setiap kabupaten atau kota Dinas Pariwisata minimal dapat mendirikan satu pusat atau sentra pariwisata budaya yang menampilkan keanekaragaman budaya di wilayahnya masing-masing. Bentuk konkretnya adalah didirikannya semacam Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di masing-masing daerah bersangkutan.

Ketiga, para pengamat pariwisata dan budaya sudah saatnya untuk lebih mengutamakan kajian dan penelitian yang merekomendasikan bagaimana memajukan kebudayaan dan pariwisata Indonesia dibandingkan dengan kajian dan penelitian yang selalu memberikan kritik yang belum tentu konstruktif terhadap kebijakan pembangunan pariwisata dan budaya, yang seringkali justru menyebabkan ketakutan pada instansi pemerintah untuk mengambil kebijakan.

Keempat, peran serta masyarakat dalam pembangunan sentra-sentra budaya di masing-masing daerah harus diutamakan. Misalnya, kelompok-kelompok kebudayaan dan kesenian yang akan dipentaskan harus bergiliran dan tidak dimonopoli oleh kelompok kesenian tertentu saja. Di samping itu, anggota masyarakat sekitar juga harus diutamakan untuk direkrut mengelola sentra budaya bersangkutan dengan diberikan pendidikan dan pelatihan terlebih dahulu.

Bila pembangunan pariwisata budaya ini dapat segera dilakukan dengan terarah dan berkesinambungan di seluruh daerah di Indonesia, maka kelestarian budaya, inovasi dan kreativitas budaya, kerukunan antarbudaya, lapangan pekerjaan, pemasukan terhadap pendapatan daerah dan devisa negara adalah sumbangan penting yang dapat diberikan oleh bidang pariwisata budaya untuk peradaban Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.

Referensi :

http://www.budpar.go.id/page.php?ic=543&id=153

Mengenal Kebudayaan Suku Batak

Tugas : Bahasa Indonesia 1 (Artikel Ke-1)

Nama : Raja Manumpak (17108403)

Kelas : 5 KA 17

Mengenal Kebudayaan Suku Batak
SEJARAH

Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.


DESKRIPSI LOKASI

Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.

UNSUR BUDAYA

A. Bahasa
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, ialah: (1)Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.

B. Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.

C. Teknologi
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.

D. Organisasi Sosial
a. Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen. Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.

b. Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : (a) perbedaan tigkat umur, (b) perbedaan pangkat dan jabatan, (c) perbedaan sifat keaslian dan (d) status kawin.

E. Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan .
Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba. Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, tembikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.

F. Religi
Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya meliputi batak selatan . Agama kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya meliputi batak utara. Walaupun d emikian banyak sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang masih mmpertahankan konsep asli religi pendduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukanya . Debeta Mula Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan maha pencipta; Siloan Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu : Tondi: jiwa atau roh; Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang; Begu : Tondinya orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari jimat yang disebut Tongkal.

G. Kesenian
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .

NILAI BUDAYA

1. Kekerabatan
Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam pelaksanaan adat Dalian Na Talu, dimana seseorang harus mencari jodoh diluar kelompoknya, orang-orang dalam satu kelompok saling menyebut Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok yang menerima gadis untuk diperistri disebut Hula-hula. Kelompok yang memberikan gadis disebut Boru.
2. Hagabeon
Nilai budaya yang bermakna harapan panjang umur, beranak, bercucu banyak, dan yang baik-baik.
3. Hamoraan
Nilai kehormatan suku Batak yang terletak pada keseimbangan aspek spiritual dan meterial.
4. Uhum dan ugari
Nilai uhum orang Batak tercermin pada kesungguhan dalam menegakkan keadilan sedangkan ugari terlihat dalam kesetiaan akan sebuah janji.
5. Pengayoman
Pengayoman wajib diberikan terhadap lingkungan masyarakat, tugas tersebut di emban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu.
6. Marsisarian
Suatu nilai yang berarti saling mengerti, menghargai, dan saling membantu.

ASPEK PEMBANGUNAN

Aspek pembangunan dari suku Batak yaitu masuknya sistem sekolah dan timbulnya kesempatan untuk memperoleh prestise social. Terjadinya jaringan hubungan kekerabatan yang berdasarkan adat dapat berjalan dengan baik. Adat itu sendiri bagi orang Batak adalah suci. Melupakan adat dianggap sangat berbahaya.
Pengakuan hubungan darah dan perkawinan memperkuat tali hubungan dalam kehidupan sehari-hari. Saling tolong menolong antara kerabat dalam dunia dagang dan dalam lapangan ditengah kehidupan kota modern umum terlihat dikalangan orang Batak. Keketatan jaringan kekerabatan yang mengelilingi mereka itulah yang memberi mereka keuletan yang luar biasa dalam menjawab berbagai tantangan dalam abad ini.


Referensi :

http://de-kill.blogspot.com/2009/04/budaya-suku-batak.html

Jumat, 06 November 2009

Artikel Tentang Sistem Penunjang Keputusan

Pendekatan Sistem

Proses pemecahan masalah secara sistematis bermula dari John Dewey, seorang profesor filosofi di Columbia University pada awal abad ini. Dalam bukunya tahun 1910, ia mengidentifikasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:

1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang klaim alternatif
3. Membentuk penilaian

Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal sebagai pendekatan sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternative dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.


Struktur Masalah dalam Sistem Penunjang Keputusan / DSS :

Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan-hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah. Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau hubungan-hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Sebenarnya dalam suatu organisasi sangat sedikit permasalahan yang sepenuhnya terstruktur atau sepenuhnya tidak terstruktur. Sebagaian besar masalah adalah masalah semi-terstruktur, yaitu manajer memiliki pemahaman yang kurang sempurna mengenai elemen-elemen dan hubungannya. Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah


Sekilas Tentang Sistem Penunjang Keputusan / DSS :

Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem Komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.


Sistem Penunjang Keputusan / DSS Bertujuan Untuk :

  • Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak terstruktur.
  • Memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat dengan membantu integrasi antar tingkat.
  • Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan efisiennya.

Karakteristik SPK :

  1. Adaptability
  2. Flexibility
  3. User friendly
  4. Support Intelligence, design, choice
  5. Effectiveness




Manfaat SPK :

  • Meningkatkan jumlah alternatif yang dipilih
  • Pemahaman yang lebih baik tentang bisnis
  • Respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan.
  • Kontrol yang lebih baik




Artikel Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Kelompok untuk
Amnesis, Diagnosis dan Terapi Gangguan Jiwa

Pendahuluan

Di Indonesia, kesehatan jiwa menjadi bagian yang sangat diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental yang sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Sedangkan gangguan jiwa (mental disorder) adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa,yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya (Menkes, 2002)

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membagun suatu sistem berbasis web yang berfungsi sebagai linical Group Decision Support System (CGDSS) untuk diagnosis gangguan jiwa nonpsitotis. Proses diagnosis didasarkan pada basis pengetahuan yang dibentuk berdasarkan kompromi dari para pengambil keputusan (psikiater atau psikolog klinis) melalui konsep fuzzy multi attribute decision making (FMADM).


Analisis kebutuhan sistem

Pada analisis kebutuhan sistem akan dibahas beberapa kebutuhan dan atau persyaratan terkait dengan input, proses, output, dan antarmuka sistem yang akan dibangun. kebutuhan(persyaratan) ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para psikiater, psikolog (baik klinis maupun non klinis), dan dokter di bidang farmakologi. Berdasarkan hasil wawancara,kebutuhan Group Support System (GSS), dan Clinical Decision Support System(CDSS) (Turban, 2005), diperoleh hasil analisis kebutuhan sistem berikut.

Kebutuhan input
Sistem yang akan dibangun membutuhkan beberapa data input, antara lain:
  • Data pengguna sistem, seperti: username, password, nama lengkap, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, tempat dan tanggal lahir, nomor telpon atau HP, alamat email, institusi, alamat institusi.
  • Data gangguan jiwa, seperti: kode gangguan dan nama gangguan.
  • Data gejala gangguan jiwa, seperti: kode gejala dan nama gejala.
  • Data hubungan gejala dan gangguan jiwa.
  • Preferensi dengan format ordered vector, utility vector, selected subset, atau fuzzy selected
  • subset yang akan digunakan untuk membentuk basis pengetahuan berdasarkan
  • FMADM(Kusumadewi, dkk., 2007).
  • Data farmakoterapi, seperti: nama golongan obat, nama generik obat, nama dagang obat, perusahaan yang memproduksi obat, kemasan, sediaan, dosis, indikasi, efek samping, satuan sediaan, satuan dosis, hubungan antara jenis gangguan dan golongan obat, hubungan antara kondisi medik dengan golongan obat.
  • Data psikoterapi, seperti: jenis psikoterapi dan hubungan antara jenis gangguan dan jenis
  • psikoterapi.
  • Data psikososial dan medik umum, seperti: jenis masalah psikososial, kode medik dan nama medik seperti yang diberikan oleh ICD-10.
  • Data pendukung inferensi, seperti: metode inferensi (SAW atau TOPSIS), dan nilai threshold.
  • Data pasien, seperti: kode pasien, nama pasien, jenis kelamin, alamat dan pekerjaan.
  • Data rekam medik pasien, seperti: nomor periksa, kode pasien, tanggal periksa, umur, kondisi tekanan darah, kondisi jantung, hati, ginjal, lambung, ketergantungan obat, minum minuman beralkohol, merokok, hamil, menyusui.
  • Data konferensi, seperti: pokok bahasan, tanggal dan jam pelaksanaan, ruang, kata kunci ruang, inisiator, notulis, notulen, akses konferensi.
  • Data forum, seperti: golongan forum, nama forum, tema, pengirim, tanggal kirim, komentar forum, pengirim komentar, tanggal kirim komentar.
  • Data polling, seperti: judul polling, isi polling, pengirim, pilihan jawaban, tanggal dan jam kirim, tanggal dan jam kadaluarsa, jawaban polling, pemberi jawaban.
  • Data berita dan informasi, seperti: judul berita, deskripsi, berita lengkap, pengirim, tanggal kirim, alamat URL.
Kebutuhan proses

Beberapa proses dibutuhkan untuk mengolah data input menjadi output yang berupa


informasi yang diharapkan. Beberapa proses tersebut antara lain.
  • Proses manajemen pengetahuan, yang meliputi: manipulasi data gangguan, gejala, hubungan gejala & gangguan pada aturan PPDGJ, hubungan gejala & gangguan pada CGDSS, manipulasi data preferensi, akuisisi pengetahuan, manipulasi data farmakoterapi, manipulasi data psikoterapi, manipulasi data medik, manipulasi data pekerjaan, dan manipulasi data PPDGJ III.
  • Proses manajemen inferensi, yang meliputi: ubah atribut pengambil keputusan menampilkan statistik preferensi, uji sensitivitas, mengubah metode inferensi, dan mengubah nilai threshold.
  • Proses manajemen data pasien, yang meliputi: input, ubah, hapus dan menampilkan informasi data pasien.
  • Proses anamnesis, diagnosis dan terapi, yang meliputi: registrasi pasien, manipulasi data pasien pada aksis I, II, III, IV dan V, proses farmakoterasi & psikoterapi pasien, cetak hasil anamnesis, diagnosis & terapi.
  • Proses manajemen pengguna, yang meliputi: input, ubah, hapus dan menampilkan informasi data pengguna.
  • Proses manajemen informasi, yang meliputi: manajemen data berita, link informasi, forum, dan polling.
  • Proses manajemen konferensi, yang meliputi: manajemen agenda konferensi dan konferensi online.
  • Proses display informasi umum, yang meliputi: isi & menampilkan buku tamu, pendaftaran.
  • Proses login untuk masuk ke sistem sesuai dengan level aksesnya.


Kebutuhan output

Output yang diharapkan berupa informasi terkait beberapa hal, antara lain.
  • Informasi jenis gangguan.
  • Informasi gejala gangguan jiwa.
  • Informasi aturan menggunakan PPDGJ III.
  • Informasi kondisi dalam aturan CGDSS.
  • Informasi preferensi dengan format ordered vector, utility vector, selected subset, dan fuzzy selected subset.
  • Informasi farmakoterapi.
  • Informasi psikoterapi.
  • Informasi hasil anamnesis terhadap pasien.
  • informasi hasil diagnosis terhadap pasien.
  • Informasi hasil terapi terhadap pasien.
  • Laporan rekam medik yang berisi hasil anamnesis, diagnosis, dan terapi

Kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras

Sistem yang akan dibangun dapat bekerja dengan optimal apabila dioperasikan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi minimal berikut.
a) Perangkat lunak (software), untuk server:

  1. Sistem Operasi Linux atau UNIX.
  2. Apache web server (minimal versi 2.0.53.0).
  3. Bahasa pemrograman web, PHP (minimal versi 5.0.4.4).
  4. Administrator basisdata, phpMyAdmin (minimal versi 2.6.1).
  5. Basisdata, MySQL
b) Perangkat lunak (software), untuk workstation:
  1. Sistem Operasi Windows X (Windows XP, Vista, dll), Linux.
  2. Web browser, seperti: internet explorer (tampilan terbaik minimal versi 6) atau Mozila Firefox.
c) Perangkat keras (hardware), untuk server:
  1. Seperangkat komputer server.
  2. Jaringan internet.
  3. GSM modem
  4. Sarana komunikasi data antara GSM modem dan komputer.
d) Perangkat keras (hardware), untuk workstation:
  1. Seperangkat komputer dengan spesifikasi: prosesor pentium IV, RAM 512 MB, hardisk dengan sisa memori 250 MB.
  2. Jaringan internet.

Kebutuhan antarmuka

Sistem dibangun berbasis web, dengan 2 model antarmuka yang digunakan yaitu model dialog dan model pengisian formulir. Model menu berbentuk pohon hirarki yang bertujuan untuk menyeleksi sejumlah pilihan dari setiap menu yang jumlahnya relatif sedikit (Downtown, 1992: 82). Model pengisian formulir bertujuan untuk mengisi data-data (yang biasanya akan disimpan dalam basisdata) melalui formulir yang tervisualisasi (Downtown, 1992: 87). Kedua model ini dipilih dengan alasan bahwa:

  • Kedua model relatif mudah digunakan dan sudah familiar dengan para pengguna.
  • Model menu digunakan, karena pada sistem yang dibuat terdiri-dari sejumlah proses yang masing-masing memiliki cukup banyak subproses.
  • Model pengisian formulir digunakan, karena sistem yang dibangun terdiri-dari beberapa proses yang membutuhkan input data dari pengguna. Pada model pengisian formulir, beberapa objek digunakan baik sebagai media pengisian seperti textbox dan objek untuk pilihan seperti checkbox, radiobutton, atau combobox.

Perancangan sistem

Pada proses perancangan, diawali dengan membuat diagram konteks sistem. Kemudian dilanjutkan dengan membuat Diagram Arus Data (DAD). Untuk setiap proses yang terdapat pada suatu DAD akan diderinci lagi ke bentuk DAD level berikutnya apabila diperlukan. Semua pengambil keputusan dapat berpartisipasi dalam:
  • Melakukan manipulasi (input, ubah, hapus) data gangguan maupun gejala.
  • Membentuk kondisi (anteseden) kejiwaan yang berisi kumpulan gejala.
  • Memberikan preferensi terhadap kondisi tersebut.
  • Melakukan akuisisi pengetahuan.
  • Membentuk aturan terkait penetapan farmakoterapi dan psikoterapi


Perbedaaan antara pengambil keputusan level-1 dan level-2 hanya terletak pada kebolehannya dalam mengatur atau membuat perubahan terkait dengan aktivitas inferensi. Pengambil keputusan level-2 memiliki akses untuk:
  • Mengubah level setiap pengguna menjadi level-0 (pengguna biasa), level-1 (pengambil keputusan level-1) atau level-2 (pengambil keputusan level-2).
  • Mengubah bobot preferensi setiap pengambil keputusan.
  • Mengaktifkan atau menonaktifkan pengguna di setiap level.
  • Mengubah metode inferensi (dari SAW ke TOPSIS atau sebaliknya).
  • Mengubah batas-batas atribut, seperti: nilai threshold untuk penetapan gangguan jiwa;batasan usia dan tekanan darah untuk keperluan penetapan farmakoterapi


Perancangan Basis Data

Sistem basisdata yang dibangun terdiri-atas 47 tabel, antara lain: tabel Login, Gangguan, Gejala, Gangguan_Umum, GejalaGangguan, Konsekuen_PPDGJ, Standar, Anteseden, P_Ordered, P_Utility, P_SelectedSubset, P_FuzzySelectedSubset, Matriks, MADM, KlasObat, GolObat, Generik, BrandObat, PerusahaanObat, Kemasan, Satuan, HubObat, AturanObat, Psikoterapi, HubTerapi, Pasien, Periksa, Diagnosis, Medik, Psikososial, GangguanPasien, MedikPasien, PsikososialPasien, ObatPasien, TerapiPasien, GolForum, Forum, KomentarForum, Polling, JawabPolling, Konferensi, Informasi, Berita, PPDGJ3, Pekerjaan, Kota, dan BukuTamu

Gambar Relasi antar tabel untuk kelompok tabel preferensi.





Gambar Relasi antar tabel untuk kelompok tabel matriks keputusan.



Hasil dari Sistem Tersebut


Menu utama untuk sistem.

Pengujian

Pengujian dilakukan dalam 2 bentuk. Pertama, pengujian terhadap validitas sistem (disebut: CGDSS) apabila dibandingkan dengan gold standard (PPDGJ III). Kedua, pengujian terhadap kinerja sistem berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh para pengguna (psikiater, psikolog, atau pengguna lain yang berkepentingan).

Proses pengujian validitas CGDSS terhadap PPDGJ III dilakukan pada ke-30 gangguan yang menjadi sample dalam penelitian. Proses pengujian dilakukan dengan cara memberikan beberapa gejala yang relevan dengan jenis gangguan tertentu sesuai dengan kriteria diagnosis PPDGJ III seperti yang telah dibahas pada Bab III. Selanjutnya sistem akan mendiagnosis gejala-gejala tersebut untuk mendapatkan jenis gangguan jiwa yang direkomendasikan. Sebagai contoh diberikan gejala-gejala seperti terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan PPDGJ III jenis gangguan yang relevan dengan kondisi tersebut adalah episode depresif (F32.0).

Tabel Gejala-gejala pada pengujian-1.





menunjukkan sebanyak 280 hasil diagnosis dengan CGDSS sesuai dengan gold standard (PPDGJ III) dan 21 hasis diagnosis dengan CGDSS tidak sesuai dengan PPDGJ III. Sehingga dapat dikatakan bahwa 93% hasil diagnosis sesuai dengan gold standard.

Pengujian sistem juga dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada para pengguna (psikiater, psikolog, dan dokter di bidang farmakologi) untuk mengevaluasi kinerja sistem. Evaluasi dilakukan pada setiap sub sistem (manajemen pengetahuan, inferensi, terapi, informasi, pengguna, dan konferensi). Penilaian dilakukan dengan skor 1 = sangat buruk, 2 = buruk, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. Hasil evaluasi untuk setiap sub sistem terlihat pada Tabel 2. Nilai rata-rata untuk semua sub sistem adalah 4,321. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa para pengguna memberikan nilai BAIK untuk CGDSS yang telah dibangun.


Tabel 2. Hasil pengujian setiab subsistem



Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, akhirnya dapat disimpulkan bahwa:
  • Sistem yang dibangun telah memiliki basis pengetahuan yang cukup lengkap untuk melakukan diagnosis gangguan jiwa non-psikotis.
  • Sistem yang telah dibangun memberikan kemudahan bagi para psikiater dan psikolog klinis untuk melakukan anamnesis, diagnosis dan terapi bagi para pasien.


Artikel Mengenai Sistem Penunjang Keputusan dalam
MANAJEMEN SISTEM INFORMASI RS



Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)

Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :
1. Mengklasifikasikan pasien
2. Pambentukan saraf
3. Penjadwalan
4. Catatan personal
5. Laporan bertahap
6. Pengembangan anggaran
7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya
8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
9. Pengendalian mutu
10. Catatan pengembangan staf
11. Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
12. Rencana strategi
13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
14. Evolusi program


Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat.

SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat.
Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.



Manajemen Asuhan Keperawatan yang menggunakan

Model dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
1) Metode Kasus
2) Metode Fungsional
3) Metode Perawatan Tim
4) Metode Perawatan Primer
5) Metode Keperawatan Modular
6) Metode Manajemen Kasus

Issue-issue dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
Ada banyak issue-issue yang berkembang dalam manajemen asuhan keperawatan dimasa yang akan datang, beberapa diantaranya adalah :


1) Robotik

Robot akan membantu perawat dalam menjelaskan beberapa tugas. Hal yang paling praktis dengan menggunakan robot yaitu penggunaan kartu elektronik, dimana digunakan untuk penyimpanan dan transpor obat-obatan, kain-kain dan persediaan-persediaan lain. Contoh lain yaitu tangan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat yang berat. Kemungkinan aplikasi dimasa yang akan datang termasuk prosedur-prosedur yang tidak dapat untuk dibentuk seperti mata, otak, atau perbedaan tulang belakang atau prosedur dimana kontak secara langsung merupakan kontra indikasi untuk bahaya kesehatan. Seperti seorang pasien dengan tidak ada sistem kekebalan.

2) Komunikasi Suara

Komunikasi suara akan membantu perawat untuk berbicara dengan komputer mereka. Keyboard dan pembaca bar code tidak akan dibutuhkan untuk memasukkan atau mendapatkan kembali informasi komputer akan diminta untuk menampilkan informasi atau untuk mencatatnya dengan perintah suara.

3) Sistem Ahli dan Inteligensia Buatan

Kecenderungan masa depan lainnya adalah sistem ahli dan inteligensia buatan. Manajer perawat mempunyai akses ke kuantitas informasi yang besar yang memungkinkan mebantu mereka dalam membuat keputusan setiap hari. Dengan sistem ahli, manajer perawat dapat mengidentifikasi situasi manajemen, kriteria pendefinisian masalah, dan tujuan dari penanganan situasi. Manajer perawat kemudian mengevaluasi alternatif dan membuat keputusan.

Sistem ahli membuat kode pengetahuan yang relevan dan pengalaman dari ahli-ahli dan untuk memungkinkannya ada pada orang yang kurang berpengetahuan dan kurang berpengalaman. Suatu contoh dimana diperlukannya pengetahuan dan pengalaman total dari spesialis perawat klinis dibidang keperawatan ilmu neurologi, hal ini kemudian dikodekan dalam program komputer, dan dimungkinkannya ada untuk perawat melaksanakan klinis di area ilmu neurologi. Mereka akan mengkonsultasikannya untuk memecahkan masalah asuhan keperawatan.

Sistem Klasifikasi Pasien

Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan.

Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.

Sistem klasifikasi pasien oleh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut :
1) Kategori I : Self care
Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
2) Kategori II : Minimal care
Biasanya membutuhkan 3 – 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
3) Kategori III : Moderate care atau Intermediate care
Biasanya membutuhkan 5 – 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
4) Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care
Biasanya membutuhkan 7– 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
5) Kategori V : Intensive care
Biasanya membutuhkan 10 – 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.





Referensi :

http://hanum.staff.gunadarma.ac.id
http://fti.uajy.ac.id
http://ilmukeperawatan.net/
http://terdidik.com/2009/08/01/sistem-pendukung-keputusan/

Minggu, 01 November 2009

Analisa Website Gramedia

Tugas Interaksi Manusia dan Komputer


Analisa Website Gramedia ( www.gramedia.com )


Dosen : Dr. Dewi Agushinta Rahayu

Di Analisa oleh :
  1. Raja Manumpak (17108403)
  2. Chendy Ariyanto (17108400)
  3. Bayu Aji (17108404)
  4. Rino Pradhika (17108395)
  5. Taufiq Ramadhan (17108386)
  6. Jarot Saputro (17108326)

Kelas : 5 KA 17



1. Dari segi Methapor
Dilihat dari tampilan Website Gramedia ini, terdapat beberapa objek yang berkaitan, seperti Buku-buku yang akan Release, Best Seller , dan Coming soon disusun secara rapi.


2. Clarity
Halaman dasar website ini berwarna putih dengan menggunakan tulisan berwarna hitam namun web ini mempunyai 3 banner dengan warna yang berbeda Biru muda (pada kolom release), orange kecoklatan (pada kolom Best Seller), dan ungu muda, (pada kolom Coming) yang dimana membuat mata menarik bagi pembacanya sehingga pembaca lebih mudah mencari buku yang telah beredar, dan juga terdapat warna merah pada setiap Link.




3. Consistency


















Kita lihat dari ketiga Gambar diatas terdapat kesamaan warna yaitu Orange Kecokelatan, ditunjukkan bahwa terdapatnya metafora yang saling berkaitan yaitu objek-objek yang sama persis.


4. Alignment (Perataan)



Terlihat bahwa Frame disamping mengelompokkan Item-item secara kelompok yang tersebar pada Kiri, Tengah dan Kanan pada frame diatas, sehingga terlihat lebih teratur dan tidak adanya kekacauan antar kolom berdasarkan informasi yang akan dsampaikan pada web tersebut









5. Proximity


Terlihat dari gambar diatas terdapat jarak susunan nama pengarang, sehingga setiap Item tidak berkaitan, sehingga bila kita klik Link salah satu pengarang maka iya akan menampilkan nama pengarang tersebut, sehingga nama pengarang tersebut tersusun rapi dan teratur.


6. Contrast



Dari gambar di atas terlihat bahwa dalam suatu frame tersebut mata pembaca terlihat lebih fokus karena setiap item lebih berjangkau dan item-item tersebut diberi highlith berwarna biru supaya lebih memfokuskan mata.


Kesimpulan :
Dari hasil Analisa, kami dapat menyimpulkan bahwa Website tersebut sudah tersusun dengan rapi dan sesuai dengan unsur-unsur dari Desain Grafis. Yang dimana Para pembaca website tersebut dapat lebih fokus kepada arah Item yang akan Ia baca, namun disini juga terdapat kekurangan yaitu dimana warna website tersebut belum terupdate, mungkin hanya isi dan bacaanya saja yang lebih di utamakan.